Kamis, 11 Februari 2010

MSG Dalam Cemilan Anak-Anak

Yayasan PIRAC menemukan banyak pengusaha cemilan anak-anak tak mencantumkan adanya MSG dalam kemasannya.Bahaya konsumsi MSG atau monosodium glutamat yang berlebihan masih belum disadari oleh masyarakat luas. Padahal makanan yang mengandung MSG minimum 5 gram dapat memicu penyakit asma. Selain itu berbagai reaksi tubuh dapat muncul setelah mengkonsumsi MSG seperti gatal, mual dan muntah, migrain, gangguan hati serta ketidakmampuan belajar serta depresi.

Rendahnya kesadaran itu disebabkan pengusaha industri makanan masih enggan mencantumkan label jumlah penggunaan MSG dalam kemasan produknya. Hal ini disampaikan Yayasan PIRAC-Lembaga Konsumen Jakarta kepada wartawan di kantornya di bilangan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Kamis (31/7) siang.

Menurut Koordinator Lembaga Konsemen Jakarta As'ad Nugroho masyarakat hingga saat ini masih membutuhkan MSG untuk memperkaya rasa masakan mereka. "Kan tidak enak makan bakso tanpa MSG," katanya. Mengutip keterangan LKJ, data yang didapat dari Deperindag, konsumsi bumbu penyedap tiap tahun rata-rata meningkat 10,3 persen. Tahun 1999 konsumsi bumbu penyedap itu diperkirakan mencapai 129.756 ton.

Yayasan PIRAC dan LKJ beberapa waktu lalu melakukan penelitian terhadap 13 produk makanan ringan yang ada dipasaran. Seperti Cheetos, Smax, Double Decker, Anak Mas, Taro Snack, Gemez, Twisste corn, Happy Tos, chiki, Chitato, Jetz, Twistko, dan Twistee Corn. Semua produk tersebut diuji kadar MSGnya di laboratorium PT Sucofindo dengan metode kromatografi.

Hasil dari penelitian tersbut, tiga produk memiliki kadar MSG lebih dari satu persen yaitu Twistko, Cheetos dan Chitato. Sementara produk-produk yang memiliki kadar MSG antara 0,5 sampai satu persen antara lain Chiki, Happytos, Taro Snack, Gemez, Smack, Anak Mas dan Jetz. Sedangkan yang memiliki kadar MSG dibawah 0,5 persen adalah Double Decker, Twistee Corn dan Golden Horn.

Pencantuman label MSG dalam kemasan produk-produk tersebut juga tidak luput dari perhatian Yayasan PIRAC dan LKJ. Dari semua produk yang diteliti tujuh produk diantaranya tidak mencantumkan penggunaan MSG didalamnya. Padahal dalam produk tersebut ada kandungan MSG yang cukup tinggi. Ketujuh produk tersebut adalah Taro Snack, Smax, Golden Horn, Chiki, Chitato, Cheetos, dan Anak Mas. Sedangkan yang jelas-jelas mencantumkan penggunaan MSG hanya empat yaitu JETZ, Twistko, Double Decker, dan Twistee Corn.

As'ad hingga saat ini belum melihat Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) melakukan tindakan terhadap industri-industri tersebut. "Mungkin mereka belum melihat hal (pelanggaran) itu," kata As'ad. As'ad meminta agar badan POM bisa memberi batasan takaran penggunaan MSG yang aman bagi konsumen. "Selain itu juga menindak produsen yang tidak mencantumkan komposisi produk makanan tersebut," tambahnya. Pelanggaran yang dimaksud LKJ adalah UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya pasal 30 ayat 2 UU.mengenai label
Menurut Nurhasan, staf peneliti PIRAC-LKJ, MSG terbagi ke dalam dua jenis yaitu alami dan buatan. Yang alami bisa didapatkan dalam susu, air susu ibu, rumput laut serta tomat. "Kebanyakan industri makanan memakai MSG sintetis karena biaya ekstraksi MSG alami lebih mahal," katanya.


Sumber :
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1066626299,1801,
21 Oktober 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar